Nats Alkitab : Yakobus 1:2-4
Penulis : G.I. Agnes Christina
Seorang teman saya pernah bercerita, “Waktu aku kehilangan pekerjaan dan harus pulang ke rumah tanpa kepastian, rasanya hidup runtuh. Aku nangis, marah, dan merasa gagal. Tapi anehnya, di tengah semua itu, aku justru belajar bersandar pada Tuhan lebih dari sebelumnya.” Cerita itu begitu membekas. Badai hidup bisa datang kapan saja—lewat kehilangan, tekanan hidup, atau luka batin yang dalam.
Dalam nas hari ini, kita diajak untuk melihat penderitaan dari kacamata iman. Ini bukan penghiburan kosong. Surat Yakobus ditulis kepada orang-orang percaya Yahudi yang tersebar dan hidup dalam penindasan—banyak dari mereka kehilangan rumah, pekerjaan, bahkan komunitas karena iman mereka kepada Kristus. Jadi, ketika Yakobus bilang “anggaplah sebagai kebahagiaan”, itu datang dari seorang gembala yang tahu betul rasanya hidup di tengah penderitaan. Yakobus tidak minta kita untuk pura-pura bahagia saat susah. Tapi dia mengajak Anda percaya bahwa penderitaan bukan tanda Tuhan meninggalkan, melainkan cara Tuhan membentuk. Ujian atas iman—kata Yakobus—akan melahirkan ketekunan. Dan ketika ketekunan itu matang, kita dibawa menuju kedewasaan rohani. Sebagai orang percaya, apalagi pelayan Tuhan, kita tidak dipanggil untuk hidup mulus tanpa gangguan. Kita dipanggil untuk bertumbuh lewat setiap badai, supaya apa yang kita beritakan kepada banyak orang juga jadi nyata dalam cara kita hidup.
Dunia mengagumi kekuatan yang instan, tapi Tuhan menghargai karakter yang dibentuk perlahan. Dalam Alkitab, Tuhan justru sangat sabar membentuk orang-orang-Nya. Musa 40 tahun di padang gurun. Daud harus lari bertahun-tahun sebelum jadi raja. Pada akhirnya, Tuhan lebih menghargai proses yang pelan tapi dalam, karena Dia peduli bukan cuma hasil luar, tapi siapa kita menjadi di dalam. Tempat pembentukan itu sering kali bukan panggung. Tapi ruang-ruang tersembunyi: saat kita menangis sendiri, saat doa tidak dijawab, saat pelayanan terasa sepi, saat tidak ada yang lihat perjuangan kita. Badai kehidupan bukan gangguan dari rencana Tuhan, tapi bagian penting dari pelatihan karakter rohani. Jadi jika hari ini Anda sedang berada dalam tekanan, jangan putus asa. Tuhan sedang bekerja—bukan hanya memulihkan keadaan, tapi membentuk hati Anda agar makin menyerupai Kristus.
“Tetaplah berdiri. Tetaplah setia. Bahkan saat pelayanan terasa berat dan iman mulai goyah, ingatlah: Tuhan sedang menguatkan langkahmu satu per satu.”
Pertanyaan untuk Direnungkan:
1. Jika badai yang Anda alami saat ini adalah 'ruang kelas' Tuhan untuk membentuk karakter Kristus dalam diri Anda, pelajaran khusus apa yang mungkin sedang Dia ajarkan—kesabaran, ketergantungan pada-Nya, atau penyerahan total?
2. Dalam pergumulan ini, apakah lebih sering keluar dari mulut Anda: 'Tuhan, tolong hentikan ini!' atau 'Tuhan, tunjukkan apa yang harus ku ubah'? Mengapa anda menjawab itu?