Nats Alkitab : Filipi 2:6-7
Penulis : Pdt. Rony Sitorus
Beberapa tahun lalu, saya diundang berkhotbah di sebuah gereja yang jumlah jemaatnya masih sedikit. Dalam undangannya secara lisan, mereka menambahkan pesan: “Maaf Pak, kami belum sanggup memberi Persembahan Kasih.” Demi menjaga hati yang murni dalam pelayanan, saya tetap menerima undangan itu. Saat tiba di gereja, ternyata Gembala Sidang gereja tersebut sedang melayani di tempat lain dan tidak ada pengurus gereja yang menyediakan air minum untuk saya. Hingga saya pulang, tidak ada yang memberikan air minum. Hal ini membuat saya merasa kecewa dan merasa tidak dihargai. Namun hari itu Roh Kudus mengingatkan saya akan Kristus yang telah melepaskan hak-Nya untuk misi penebusan.
Firman Tuhan dalam nas hari ini, menunjukkan bagaimana Kristus melepaskan hak-Nya. Yesus adalah Allah dan memiliki hak-hak ke-Allahan. Dia layak untuk dihormati, dilayani, dimuliakan, dan diagungkan.. Namun Yesus tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan (ayat 6). Bahkan Kristus telah mengosongkan diri-Nya sendiri (ayat 7). Pengosongan diri ini artinya Yesus menanggalkan hak-hak diri-Nya dan turun sampai ke tingkat dimana Yesus dianggap tidak memiliki apa-apa; suatu tingkat dimana Dia tidak dipedulikan oleh orang lain. Ketika Yesus mengosongkan diri, Dia tidak kehilangan ke-Allahan-Nya. Yesus adalah Allah dari kekekalan hingga kekekalan. Dia hanya mengosongkan hak-Nya sebagai Allah. Jadi Yesus adalah Allah, namun melepaskan hak-hak ke-Allahan-Nya. Secara lahiriah Yesus terlihat seperti seorang pemuda yang biasa-biasa saja. Dia berasal dari keluarga yang sederhana - anak seorang tukang kayu. Namun sesungguhnya seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia (Kolose 1:19).
Pernahkah anda melayani tapi tidak dihargai? Pernahkah anda disalahkan dalam pelayanan, padahal anda sudah mengorbankan banyak hal? Pernahkah anda ditolak dan dikucilkan saat memberitakan Injil? Sebagai manusia, semua keadaan ini tentu tidak menyenangkan. Namun kita perlu belajar dari Kristus yang rela melepaskan hak-Nya. Jangan mundur dari pelayanan, ketika hak-hak kita diabaikan oleh orang lain. Pandanglah ini sebagai kesempatan untuk kita meneladani Kristus. Maju terus dalam melayani Tuhan. Percayalah bahwa semua jerih lelah kita dalam pelayanan, tidak akan pernah sia-sia di hadapan Tuhan.
“Melayani Tuhan bukan tentang kehormatan, tapi kesediaan untuk berjalan dalam jejak Kristus yang lebih dulu melepaskan hak-Nya.”
Pertanyaan untuk direnungkan:
1. Ketika pelayanan anda tidak dihargai atau diabaikan, apakah anda masih melihatnya sebagai kehormatan untuk meneladani Kristus?
2. Apa tindakan nyata yang akan anda lakukan untuk meneledani Kristus dalam melepaskan hak-Nya?