Nats Alkitab : Kolose 3:23-24
Penulis : G.I. Agnes Christina
Pernah terpikir tidak bahwa charger handphone itu harus kerja terus tiap hari, tapi jarang banget dipuji? Kita butuh dia, kita bergantung sama dia, tapi setelah baterainya penuh, sering kali langsung ditarik dan dilupakan. Padahal tanpa charger, handphone secanggih apa pun tidak ada gunanya. Tapi dia tetap “melayani” dalam diam. Tidak butuh di sorot, tidak butuh pengakuan. Dia tahu fungsinya, dan dia jalankan tugasnya. Nah, manusia sering kali berbeda dalam hal sorotan-kita ingin dilihat. Kita ingin kerja keras kita dihargai. Kita capek-capek melakukan yang terbaik—di pekerjaan, pelayanan, keluarga—tapi waktu tidak ada yang memperhatikan, kita mulai merasa capek hati. Ada kecewa, bahkan bisa muncul pertanyaan dalam hati: "Kenapa sih aku harus terus melakukan ini kalau orang aja nggak peduli?" Kita haus validasi, dan kalau tidak dapat, motivasi ikut ambruk.
Dalam suratnya, Paulus bukan sekadar menyuruh kita kerja rajin, tapi mengguncang dasar motivasi kita. Tapi lebih dalam dari itu: untuk siapa kita kerja. Firman ini memindahkan panggung hidup kita: Tuhanlah audience utama. Bukan bos, jemaat, likes and views, atau bahkan ego kita sendiri. Bekerja "seperti untuk Tuhan" berarti melakukan segala sesuatu dengan kualitas terbaik, integritas, dan ketekunan—karena kita tahu Dia melihat. Ini mengubah pekerjaan biasa menjadi ibadah, dan pelayanan tersembunyi menjadi persembahan yang harum di hadapan-Nya. Ingat, Tuhan Yesus sendiri melayani dengan setia meski sering disalahpahami; Dia mengerti betul rasanya.
Tuhan melihat setiap detail yang luput dari mata manusia. Ia tak pernah lalai memberi upah bagi kesetiaan, sekecil apa pun dan sesunyi apa pun. Upah itu bukan hanya janji surgawi, tapi juga kepuasan batin karena hidup selaras dengan tujuan-Nya, dan damai sejahtera karena tahu kita melayani Tuan yang penuh kasih. Jadi, entah Anda sedang melayani di balik layar, merawat keluarga, atau bekerja di kantor yang monoton—tetap lakukan dengan segenap hati, seperti untuk Tuhan. Karena setiap tindakan yang lahir dari motivasi ini, sekecil apa pun, terukir abadi dalam rencana-Nya dan tidak akan pernah sia-sia.
"Ketika kita bekerja untuk manusia, kita akan kecewa. Tapi ketika kita bekerja untuk Tuhan, kita tak pernah bekerja sia-sia." – Corrie ten Boom
Pertanyaan untuk Direnungkan:
1. Jika hari ini tidak ada satu pun orang yang memuji atau memperhatikan usahamu, apakah Anda masih akan melakukan yang terbaik—hanya karena Tuhan yang melihat?
2. Apa satu hal kecil yang biasa kulakukan dengan setengah hati, yang bisa kukerjakan dengan lebih sungguh-sungguh mulai hari ini—sebagai bentuk ibadah kepada Tuhan?